Logo HMI

HMI Komisariat FUAD UINSI

← Kembali HMI

MEMBACA ADALAH PERLAWANAN, LITERASI ADALAH GERAKAN!

sudut literasi

Samarinda, HmI Komisariat FUAD UINSI — Dalam upaya menjawab tantangan rendahnya indeks minat baca masyarakat Indonesia, Bidang P3A HMI Komisariat FUAD UINSI meluncurkan agenda “Sudut Literasi (SULIT)”, sebuah ruang terbuka bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kembali semangat membaca dan berdiskusi. Kegiatan ini pertama kali dilaksanakan pada tanggal 18 September 2025 dan terus berlangsung hingga sekarang sebagai agenda rutin kader HMI Komisariat FUAD UINSI. Nama SULIT sendiri diambil dari singkatan Sudut Literasi, sebagai simbol bahwa di tengah kesibukan dan arus digital, membaca sering dianggap “sulit” — namun justru di situlah tantangan yang ingin dijawab oleh kader HMI FUAD UINSI. Kegiatan SULIT dilaksanakan secara rutin setiap hari Senin dan Rabu di pelataran Gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UINSI Samarinda. Dalam suasana santai namun sarat makna, para kader dan mahasiswa diajak membaca buku, artikel, maupun literatur keislaman, kemudian berdialog ringan untuk memperkaya perspektif dan pengetahuan. Dalam keterangannya, Kepala Bidang P3A HMI Komisariat FUAD UINSI menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar program baca bersama, tetapi bagian dari gerakan dakwah intelektual. “Membaca adalah pintu ilmu, dan ilmu adalah jalan menuju kemuliaan. Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.’ (HR. Muslim). Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan kesadaran bahwa membaca bukan hanya aktivitas akademik, tetapi juga ibadah yang bernilai,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Umum HMI Komisariat FUAD UINSI, Muhammad Bayu Anggara, menyampaikan dukungan penuhnya terhadap gerakan ini. Ia menilai SULIT merupakan langkah konkret dalam membangun karakter kader yang berpikir kritis dan berjiwa pembelajar. “HMI lahir dari rahim keilmuan. Maka sudah semestinya kader HMI menjadi pelopor dalam gerakan literasi. Saya mendukung penuh program ini sebagai bentuk aktualisasi nilai insan cita, yakni insan akademis, pencipta, dan pengabdi. Ketika membaca menjadi kebiasaan, maka berpikir menjadi kebutuhan, dan beraksi menjadi keharusan,” tutur Bayu. Ia juga menambahkan bahwa gerakan literasi adalah bagian dari jihad intelektual di era modern. “Di tengah arus digital yang kerap membuat kita lalai, membaca adalah bentuk perlawanan. Kita perlu membangun kembali budaya literasi agar kampus tak hanya menjadi tempat menuntut ilmu, tapi juga menumbuhkan kesadaran berpikir dan berjuang,” tambahnya. Melalui SULIT (Sudut Literasi), HMI Komisariat FUAD UINSI berharap dapat menanamkan kembali semangat keilmuan di kalangan mahasiswa, serta menjadikan literasi sebagai gerakan sosial yang berkelanjutan.